Diberdayakan oleh Blogger.

Kisah sebutir jeruk

11.11.07

/* hilangkan navbar ----------------------------- */ #navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Di sebuah desa, tinggallah seorang kaya yang dermawan. Setiap hari ia selalu membagi-bagikan makanan kepada orang-orang miskin di desa tersebut. Ia menjadualkan pembagian makanan mulai pagi hari sampai menjelang siang. Pada suatu hari, dua orang perempuan tua datang ke rumahnya. Karena hari sudah siang dan sudah banyak yang mengambil makanan, orang kaya tadi hanya tinggal mempunyai sebutir jeruk untuk dibagikan.

“Aku hanya mempunyai sebutir jeruk,” katanya kepada kedua perempuan tua tersebut.
“ Jeruk itu untukku saja Tuan. Saya benar-benar membutuhkan jeruk itu,” kata perempuan pertama.
“ Tidak Tuan. Saya lebih membutuhkan jeruk itu,” kata perempuan kedua.

Kedua perempuan tadi bertengkar karena merasa paling berhak atas jeruk tersebut. Orang kaya tadi bingung. Dalam hatinya, ia tahu kedua perempuan tersebut benar-benar membutuhkan jeruk. Cuaca yang panas di siang hari pasti membuat mereka menjadi haus. Sebenarnya ia sangat ingin membagi jeruk tersebut menjadi dua, meski hatinya yang dermawan tidak tega jika hanya memberi setengah dari buah jeruk kepada masing-masing perempuan tua tersebut. Tetapi ia tidak punya pilihan lain...

“Baiklah, hari ini aku hanya punya sebutir jeruk. Agar adil, aku akan membaginya menjadi dua”, kata orang kaya tersebut sambil membelah jeruk tersebut.” Ini untukmu setengah dan setengah lagi untukmu...”

Kedua perempuan tadi pun menerima jeruk masing-masing. Namun apa yang terjadi? Perempuan pertama yang sudah sangat kehausan memakan setengah buah jeruk dengan lahapnya. Sementara perempuan yang lain justru membuang buahnya ke tanah, menyimpan kulit jeruk di sakunya sambil berkata, “ sudah lama aku tidak makan manisan kulit jeruk. Aku akan menjemurnya dan menjadikannya manisan...”

Kisah sederhana di atas saya dapat saat mengikuti sebuah pelatihan, dengan beberapa revisi menyangkut cerita dan pesan yang akan disampaikan. Seringkali dalam kehidupan kita sehari-hari kita harus membantu teman, saudara atau orang lain yang sedang dalam masalah. Namun kadangkala, tindakan dan niat baik kita kepada seseorang tidak akan sepenuhnya dimanfaatkan oleh orang yang bersangkutan. Bisa jadi tujuan yang tercapai hanya setengahnya, atau kadang malah sia-sia sama sekali. Setidaknya ada beberapa hal yang membuat hal tersebut terjadi. Pertama, ketidaktahuan kita akan kebutuhan yang sebenarnya dari orang yang akan kita bantu. Kedua, kita mengambil keputusan berdasarkan empati dan mengambil kesimpulan dari sudut pandang kita sendiri. Maka, komunikasi yang jelas antara kita dengan orang yang akan kita bantu, ditambah dengan informasi yang cukup dan berimbang menjadi penting agar niat dan tindakan baik kita tidak sia-sia.

0 komentar:

Quote of the day

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP