Diberdayakan oleh Blogger.

Seperti apa berkah itu?

19.1.09

Istilah berkah sering kita dengar dalam keseharian hidup. Sebuah istilah yang identik dengan rezeki atau penghidupan ekonomi. Berkah juga istilah yang menggambarkan kondisi hidup yang baik, layak, bahagia atau hidup berkecukupan materi. Dalam bahasa aslinya –bahasa arab- berkah artinya kebaikan.

Saya teringat suatu masa di sekitar tahun 1990-an, ketika saya masih duduk di bangku SD. Di kecamatan tempat saya tinggal terdapat keluarga yang kaya raya. Mereka memiliki usaha di bidang transportasi dan penggilingan padi yang cukup besar di seluruh kecamatan. Rumah mereka besar dan luas, berdinding batu kokoh dengan lantai marmer yang dingin. Masa itu, hanya segelintir orang yang memiliki rumah dengan model bangunan seperti yang mereka miliki.

Sayangnya, keluarga tersebut juga dikenal karena praktek riba yang mereka jalankan. Orang-orang yang berhutang pada mereka harus mengembalikan pinjaman beserta bunga dengan jumlah tertentu. Banyak warga yang tidak suka, tetapi masa-masa susah pada jaman itu membuat lebih banyak warga yang berhutang dengan resiko membayar beberapa kali lipat.

Saya mengenal baik keluarga tersebut meski mulai jarang berinteraksi terutama ketika saya duduk di bangku kuliah hingga bekerja. Belakangan saya tahu bahwa sesuatu terjadi terjadi pada mereka. Sang kepala keluarga mengalami gangguan jiwa sampai akhir hayatnya. Kedua anak perempuannya gagal dalam perkawinan, sementara anak lelaki satu-satunya selain gagal dalam berumah tangga juga divonis menderita kanker otak. Beberapa usaha yang dulu menjadi kebanggaan mereka bangkrut dan dijual. Kehidupan mereka berubah drastis. Terakhir kali datang saat melayat meninggalnya sang kepala keluarga, nyaris tidak tampak sisa-sisa kejayaan mereka di masa lalu. Rumahnya yang dulu seperti istana kini tak lebih rumah tua tak terurus dan kalah mentereng dibanding rumah-rumah di sekitarnya.

Tanpa bermaksud menyalahkan, tidak sulit untuk tidak mengambil kesimpulan bahwa keluarga tersebut menuai apa yang dulu mereka tanam. Beberapa orang mempercayai hukum karma, bahwa apa yang kita tanam hari ini akan kita panen beberapa waktu setelahnya. Segala hal baik yang kita kerjakan akan menghasilkan kebaikan pula beberapa waktu kemudian. Begitu pula sebaliknya. Tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa, namun dalam konteks yang berbeda barangkali inilah yang dimaksud oleh Soren Kierkegaard dengan “lompatan iman” (leap of faith), yaitu suatu pengalaman hidup yang melampaui batas-batas obyektifitas dan tidak memenuhi standar rasio namun sejatinya hadir dalam keseharian manusia.

Berkah dalam urusan rezeki bukanlah soal jumlah yang kita terima, tetapi bagaimana kita mendapatkan, menggunakan dan bersyukur atasnya. Lebih dari itu, berkah adalah suatu kondisi kebaikan yang kadang tidak kita sadari tapi selalu bisa kita rasakan kehadirannya. Orang-orang yang hidupnya lurus dan jujur, barangkali memang tidak bisa menjadi kaya dan mempunyai harta berlebih, tetapi mereka bisa menikmati hidup dengan tenteram, fisik dan mental yang sehat serta keluarga yang membanggakan.

Sebaliknya, orang-orang yang jungkir balik menghalalkan segala macam cara memang bisa menikmati keuntungan pada saat itu juga, tetapi tidak sadar bahwa kehidupan pada hakekatnya adalah lintasan orbit yang teratur, dan jika itu dirusak maka malapetaka akan datang di kemudian hari. Adakalnya penyakit fisik yang mendera, namun lebih banyak yang sepanjang hidupnya sakit psikis, kecemasan dan rasa takut berlebih kehilangan harta. Banyak contoh di mana korupsi tidak hanya membuat pelakunya masuk penjara, tetapi juga membuat keluarganya tercerai berai atau menanggung malu seumur hidupnya.

Kembali ke cerita di atas, hubungan baik dengan keluarga tersebut membuat saya bisa merasakan masa-masa sulit yang mereka alami saat ini. Mereka bukanlah orang-orang yang “terhukum”, melainkan hanya sedang berada dalam fase memanen apa yang telah mereka tanam sebelumnya. Suatu kondisi yang bisa dialami oleh siapapun, kecuali mereka yang selalu mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan dengan tetap bekerja keras dalam orbit kejujuran dan tidak berlebihan. Sejarah tidak hanya narasi momen besar dari orang-orang besar, tetapi juga narasi kecil dalam lingkungan sehari-hari yang harus selalu diambil pelajaran darinya.




Read more...

Quote of the day

  © Blogger template Writer's Blog by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP